Jumat, 30 Maret 2012

Kimia Permukaan: Model Lapisan Helmholtz Double Layer


Tinjauan Umum
Model Helmholtz berasumsi jika larutan yang terlibat merupakan larutan elektrolit, dimana tidak terjadi reaksi di dekat elektroda selama proses transfer elektron. Pada model ini, interaksi yang terjadi hanyalah interaksi Van de Waals antara larutan dengan elektroda. Interaksi tersebut terjadi akibat adanya densitas muatan dan elektroda yang menghasilkan kelebihan atau defisiensi elektron pada permukaan elektroda. Untuk mempertahankan netralitas elektrik maka muatan elektroda akan diseimbangkan melalui redistribusi ion-ion yang dekat dengan permukaan tersebut. Ion yang tertarik tersebut selanjutnya membentuk lapisan yang menyeimbangkan muatan permukaan. Jarak terdekat ion dengan elektroda dibatasi oleh jari-jari ion ditambah dengan bidang solvasi disekitar ion individu. Secara keseluruhan, muatan dan potensial dua lapis berpindah dari elektroda ke tepi lapisan luar (bidang Helmholtz luar) yang diamati.
Model Helmholtz merupakan dasar yang baik bagi proses antarmuka, namun model ini tidak mempertimbangkan beberapa faktor penting antara lain difusi atau pencampuran dalam larutan, kemungkinan adsorpsi pada permukaan dan interaksi antara momen dipol pelarut dengan elektroda.
Model Helmholtz ini merupakan pendekatan yang paling sederhana berkaitan dengan muatan permukaan yang dinetralkan oleh konterion dengan tanda berlawanan yang terletak dengan jarak d dari permukaan.
Muatan potensial permukaan secara linier hilang dari permukaan ke konterion dengan muatan yang sudah maksimum. Jarak (d) akan menjadi pusat pada konterion, misalnya jari-jarinya. Penggunaan teori Helmholtz tidak dapat menjelaskan semua fenomena, karena hipotesa tersebut menjelaskan tentang lapisan rigid dengan muatan yang berlawanan. Hal tersebut tidak terjadi di alam. 
Gambar 1. Representasi model Helmholtz


Model Helmholtz pada Molekul Air
Air merupakan molekul dipolar. Ujung atom oksigen pada molekul air membentuk ujung bermuatan negatif dan ujung atom hidrogen membentuk ujung bermuatan positif . Akibat sifat dipol tersebut, molekul air tertarik menuju elektroda dan berkontribusi terhadap beda potensial pada lapisan dua lapis.
Orientasi molekul air tergantung pada muatan permukaan logam. Jika permukaan logam bermuatan negatif maka molekul H2O akan berorientasi dimana ujung positif (hidrogen) mengarah ke logam dan ujung negatif (oksigen) mengarah ke muatan positif. 
Molekul air tertarik menuju elektroda logam dan berkontribusi pada beda potensial. Molekul air membentuk lapisan teradsorp pertama pada permukaan logam. Kation yang merupakan hidrat dan tertarik menuju permukaan logam dibatasi oleh pendekatannya pada permukaan logam karena keberadaan molekul air pada permukaan logam.  Ketika interaksi elektrostatik terjadi, ion dari fasa larutan akan mendekati elektroda hanya sejauh jarak solvasi yang diijinkan. Permukaan “array” ion ini kemudian terhindar dari permukaan elektroda akibat adanya lapisan molekul pelarut. Garis yang digambarkan di tengah kation tersolvasi pada jarak terdekat disebut dengan “bidang Helmhotz luar”.
Anion kadang-kadang secara spesifik teradsorb pada molekul air (pelarut), sehingga kadang-kadang pula molekul air mengandung anion teradsorb secara spesifik. Molakul air membentuk lapisan Helmholtz dalam. Garis yang digambarkan di tengah molekul ini disebut dengan “bidang Helmholtz dalam”. Bidang Helmholtz luar (OHP) menunjukkan lokus pusat elektrik dari muatan positif. Bidang ini berada pada jarak tertentu dari logam disebabkan molekul air yang terdapat diantara permukaan logam dan ion. Bidang Helmholtz luar (OHP) dipengaruhi secara signifikan oleh kation terhidrasi M2+ (terhidrasi).

Gambar 2. Representasi model Helmhotz pada molekul air


Lapisan Helmholtz dan Gouy pada larutan elektrolit
                Ketika semikonduktor kontak dengan larutan elektrolit, ditepi ruang daerah bermuatan pada semikonduktor, penambahan lapisan bermuatan terjadi pada sisi elektrolit. Seperti pada kasus antarmuka logam-elektrolit. Dua perbedaan lapisan lapis dua bermuatan dapat dibedakan dalam elektrolitnya pula. Keduanya yakni lapisan Helmholtz dan Gouy. Pada Gambar 3, terdapat tiga lapisan bermuatan, termasuk lapisan SCR pada semikonduktor. 

  Gambar 3. Ketiga lapisan lapis dua pada antarmuka semikonduktor-elektrolit dalam contoh larutan NaCl

                                      Pada Gambar 3 tersebut terdapat tiga lapisan lapis dua pada antarmuka semikonduktor-elektrolit dalam contoh larutan NaCl, ruang daerah bermuatan semikonduktor dicelupkan ke dalam larutan sebagai doping pada semikonduktor dan permukaan. Jumlah permukaan dan SCR dipengaruhi oleh interaksi ion dalam larutan. Pengaruh penambahan pada SCR akan mempunyai voltase eksternal yang diaplikasikan poda SEI. Lebar dari SCR dapat berada pada kisaran 1000 Å dan akibatnya mempunyai kapasitas yang relative kecil. Lapisan lapis dua Helmholtz (HL) dianggap dibentuk oleh dua lembaran planar pada muatan. Salah satunya dapat dikarenakan ion-ion yang teradsorpsi pada permukaan padatan (OH- pada kasusu ini), sedangkan yang lainnya yaitu karena ion-ion dengan tanda berlawanan (Na+) tertarik oleh ion yang teradsorpsi. HL dapat berada pada kisaran 3-5 Å. Oleh karena itu, kapasitasnya lebih tinggi daripada kapasitas SCR. GL mendiskripsikan daerah dalam larutan dengan elekroda dimana adanya ruang bermuatan yang terjadi karena kelebihan ion bebas. Ion-ion tertarik ke luar HL tidak dapat mengimbangi semua muatan dari permukaan elektroda dan medan listrik sisa diarahkan normal terhadap hasil permukaan  dalam lapisan Gouy bermuatan. 

             Sumber:
             http://faculty.kfupm.edu.sa/ME/hussaini/Corrosion%20Engineering/02.05.04.htm
             http://web.nmsu.edu/~snsm/classes/chem435/Lab14/double_layer.html
             http://www.porous-35.com/electrochemistry-semiconductors-9.html
\

v





 S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar